. Perang Melawan Kegemukan ~ GetBor
www.getbor.blogspot.com

Selasa, 31 Januari 2012

Perang Melawan Kegemukan

detail berita


JUMLAH kasus obesitas di dunia terus membengkak. Pada 2015 diperkirakan sekitar 2,3 miliar orang dewasa akan kelebihan berat badan dan lebih dari 700 juta orang mengalami obesitas. Bagaimana mengatasinya?

Tubuh tambun identik dengan kemakmuran. Semakin makmur seseorang, biasanya akan semakin gemuk badannya. Begitulah anggapan sebagian besar orang. Gemuk memang bisa menjadi simbol kemakmuran. Namun, dunia kesehatan memiliki pandangan yang berbeda soal kegemukan. Gemuk justru simbol buruknya kesehatan. Berbagai penyakit pun siap mengintai di balik tumpukan lemak tersebut, mulai diabetes hingga penyakit kardiovaskular.
 
Obesitas tidak hanya dihubungkan dengan penyakit fisik, juga dengan masalah kejiwaan,terutama kecemasan. ”Masalah psikososial juga dialami anak-anak yang gemuk,” ungkap Prof Ir H Hardinsyah MS, Ketua Perhimpunan Peminat Gizi Pangan Indonesia (Pergizi Pangan). 

Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah penderita obesitas meningkat secara drastis. Amerika dan Inggris disebut-sebut sebagai negara dengan kasus obesitas tertinggi di dunia. Bahkan, di Amerika kasus ini cukup menyita perhatian Presiden Barack Obama.
 
Untuk mengerem jumlah angka obesitas ini, Barack Obama menandatangani Healthy Hunger-Free Kids Act. Inilah undang-undang khusus yang disiapkan untuk mengatasinya masalah obesitas pada anak. Undang- undang tersebut mengatur layanan makan siang dan makan malam gratis di sekolah. Tentu saja dengan menu makanan sehat yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
 
Dalam undang-undang ini, Obama juga menetapkan standar nutrisi untuk semua makanan yang disediakan di kantin sekolah. Tak hanya itu, mesin yang menjual makanan di kantin sekolah pun dikenai standar tertentu. Sang Ibu Negara Michelle Obama juga tergerak membuat program untuk memerangi obesitas. 

“Kita semua sepakat kebutuhan nutrisi dasar anak-anak negara terkaya di dunia harus terpenuhi,” katanya. 

Di Inggris, angka obesitas sangat tinggi. Bahkan, Inggris tercatat sebagai negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Data perwakilan Eurostat, yang meneliti di 19 negara, menemukan hampir seperempat perempuan Inggris atau 23,9 persen tercatat mengalami obesitas atau kegemukan pada 2008-2009. Sementara laki-laki yang mengalami obesitas mencapai 22 persen.
 
Untuk menurunkan angka obesitas di Inggris, Menteri Kesehatan Inggris Andrew Lansley meluncurkan tawaran untuk mengurangi tingkat obesitas di Inggris pada 2020. Lansley mengatakan, masyarakat harus lebih jujur kepada diri sendiri mengenai jumlah makanan dan minumannya. Dia mengatakan, seluruh penduduk Inggris harus mengurangi sekitar 5 miliar kalori dalam makanan mereka per hari dari jumlah yang dikonsumsi sekarang.
 
Obesitas juga memicu keresahan di kawasan Eropa. Bagaimana tidak, lebih dari setengah penduduk dewasa yang tinggal di Eropa mengalami obesitas. Angka obesitas di negara-negara Eropa mencapai dua kali lipat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
 
Tak pelak, perang melawan obesitas dikibarkan di kawasan ini. Di Denmark, misalnya, memberlakukan peraturan yang cukup unik, yaitu memperkenalkan “pajak lemak” terhadap makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi. 


“Pajak lemak” ini disetujui parlemen pada bulan Maret tahun lalu. Pajak ini berlaku untuk makanan dengan kandungan lemak jenuh lebih dari 2,3 persen. Hasil pendapatan dari pajak itu akan digunakan untuk membantu mendanai upaya memerangi obesitas.
 
“Ini pertama kalinya ada pajak untuk konsumsi lemak,” kata Mike Rayner, Direktur Kelompok Riset Promosi Kesehatan Universitas Oxford, seperti dikutip Telegraph.
 
Bagaimana dengan Asia? Malaysia sepertinya menjadi negara pertama yang akan mengibarkan perang melawan kegemukan. Akhir November tahun lalu, pemerintah Malaysia menyusun Undang- Undang Antiobesitas. Mereka juga menurunkan subsidi gula.
 
Wakil Menteri Kesehatan Malaysia Datuk Rosnah Abdul Rishad Shirlin menyatakan, obesitas di Malaysia telah mencapai tahap serius. Menurut dia, 60 persen rakyat Malaysia mempunyai masalah berat badan. Separuh dari persoalan berat badan itu dikategorikan sebagai obesitas atau kegemukan.
 
Untuk itulah, pemerintah Malaysia mengeluarkan sejumlah kebijakan progresif untuk menanggulangi hal tersebut. 


“Kampanye antiobesitas ini menekankan beberapa hal. Misalnya menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat,” kata Datuk Rosnah. Kementerian Pengajaran Malaysia juga akan melarang penjualan minuman bersoda dan makanan berminyak di kantin-kantin sekolah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Agus Setiawan | Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international voip calls

Read more: http://ageboy.blogspot.com/2012/01/cara-merubah-warna-background-blog.html#ixzz1kvpq9iwj